Rabu, 09 Agustus 2017

Pengantar Ilmu Ekonomi “Elastisitas”

Pengantar Ilmu Ekonomi
“Elastisitas”

J A S R I

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER (S2)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2017

A.    Elastisitas Permintaan
1.      Elastisitas Harga Permintaan
a.      Pengertian Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas merupakan sikap kepekaan dari suatu variable yang disebabkan adanya perubahan variable lain. Pengertian ini dapat diterapkan pada ilmu ekonomi misalnya, elastisitas permintaa, elasisitas penawaran, elastisistas silang, dan elastisitas pendapatan.[1]
Elastisitas harga permintaan (kadang-kadang hanya disebut elastisitas harga) mengukur berapa banyak kuantitas yang diminta dari sebuah barang akan berubah apabila harganya berubah. Definisi yang tepat dari elastisitas harga ialah prosentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan prosentase perubahan dalam harga.[2]
Elastisitas permintaan menjelaskan perubahan jumlah yang diminta apabila salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhinya berubah. Bila terjadi perubahan harga dengan prosentase yang sangat kecil menyebabkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dapat dikatakan bahwa barang tersebut sangat responsif terhadap perubahan harga.
Secara matematis, elasitisitas permintaan dapat ditulis sebagai berikut:[3]
 
atau
b.      Jenis-Jenis Elastisitas Harga Permintaan
Besaran elastisitas dapat dibedakan dalam 5 kategori dan bervariasi dari nol hingga tak terhingga dan masing-masing jenis memiliki ciri sendiri jika digambarkan dalam kurva.  Elastisitas harga permintaan mengukur berapa besar perubahan jumlah permintaan terhadap perubahan harga maka elastistas berkaitan erat dengan kemiringan kurva permintaan, semakin landai kurva permintaan yang melewati suatu titik maka semakin besar elastisitas harga permintaan . semakin curam kurva permintaan yang melewati sebuah titik maka semakin kecil elastisitas harga permintaan. Jenis-jenis kurva permintaan dapat dilihat sebagai berikut:[4]


1)      Inelastis sempurna
Besaran elastisitas ini adalah 0. Pada keadaan ini jumlah barang tidak akan berubah pada tingkat harga berapa pun atau dengan kata lain Permintaan yang bersifat inelastis sempurna, atau permintaan dengan elastisitas nol, adalah keadaan dimana kuantitas yang diminta sama sekali tidak tanggap terhadap perubahan-perubahan harga. Bentuk kurvanya adalah vertikal.
2)      Inelastis
Besaran elastisitas ini adalah <1. Apabila ada perubahan harga, perubahan jumlah barangnya hanya sedikit atau dengan kata lain apabila perubahan satu persen dalam harga menghasilkan kurang daripada satu persen perubahan dalam kuantitas yang diminta, maka barang itu memiliki elastisitas harga yang bersifat inelastis (permintaannya bersifat inelastis). Bentuk kurva permintaannya adalah garis lurus yang curam.
3)      Elastis unitary
Besaran elastisitas ini adalah = 1. Pada keadaan ini perubahan jumlah barang sama dengan prosentase perubahan tingkat harga, atau dengan kata lain Permintaan yang bersifat elastis unit (unitary), yang terjadi apabila perubahan satu persen dalam harga menghasilkan perubahan satu persen dalam kuantitas yang diminta. Kurvanya berbentuk garis lurus memotong sumbu 45°.
4)      Elastis
Besaran elastisitas ini adalah > 1. Pada keadaan ini perubahan harga sedikit saja akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang besar, dengan kata lain Apabila perubahan harga satu persen menimbulkan lebih daripada satu persen perubahan kuantitas yang diminta, maka barang itu memiliki elastisitas harga yang bersifat elastis (permintaannya bersifat elastis). Kurvanya agak mendatar.
5)      Elastisitas tak terhingga (Elastisitas sempurna)
Besaran elastisitas ini adalah tak terhingga (~). Pada keadaan ini, apabila ada kenaikan harga sedikit saja, maka jumlah barang akan turun ke titik 0. Dan sebaliknya, apabila ada penurunan harga sedikit saja maka jumlah barang akan naik ke titik tak terhingga (~), dengan kata lain permintaan bersifat elastis sempurna, sebuah perubahan kecil dalam harga akan menyebabkan suatu perubahan sangat besar dalam kuantitas yang diminta. Bentuk kurva permintaannya adalah horizontal.



c.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan adalah:
1)         Banyaknya barang substitusi
Barang-barang yang memiliki subtitusi permintaannya cenderung lebih elastis karena lebih mudah bagi konsumen untuk beralih dari barang tersebut ke subtitusinya,[5] atau dengan kata lain semakin banyak barang substitusi maka elastisitas harga dari permintaan barang-barang tersebut lebih besar (elastis). Contohnya antara sabun Lux dengan Giv, Lifebouy dan lain-lain.
2)      Kegunaan barang
Semakin banyak kegunaan suatu barang maka elastisitas harga permintaannya semakin besar. Misalnya elastisitas permintaan akan kain lebih besar daripada elastisitas permintaan akan baking powder. Kain dapat digunakan untuk membuat baju, celana, topi, sarung dan lain-lain. Sedangkan baking powder hanya digunakan untuk membuat roti.
3)      Besarnya prosentase pendapatan yang dibelanjakan
Semakin besar prosentase pendapatan yang dibelanjakan untuk sesuatu barang maka permintaannya semakin elastis. Misalnya permintaan akan kendaraan seperti mobil dan motor, maka elastisitasnya akan lebih besar dibandingkan permintaan akan kaus kaki.
4)      Jangka waktu dimana permintaan itu dianalisis
Semakin lama waktu untuk melakukan pertimbangan, maka semakin tinggi elastisitas suatu barang. Dalam waktu singkat, permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi belum diketahui konsumen.
2.      Elastisitas Harga Silang
Elastisitas harga silang adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan harga barang lain (substitusi maupun komplementer).[6]
Hubungan antara barang A dan barang B dapat digambarkan dalam table berikut:
Besaran Elastisits
Pengaruh kenaikan harga barang B
Pengaruh penurunan harga barang B
Hubungan antar barang
Ec > 0 (positif)
Jumlah barang A yang diminta naik
Jumlah barang A yang diminta turun
Saling menggantikan (Subtitusi)
Ec = 0
Jumlah barang A yang diminta tidak berubah
Jumlah barang A yang diminta tidak berubah
Tidak berhubungan (Indevenden)
Ec < ) (negative)
Jumlah barang A yang diminta turun
Jumlah barang A yang diminta naik
Saling melengkapi (komplementer)

Contoh soal :
Diketahui bahwa perkembangan permintaan komputer, laptop dan operating system untuk kurun waktu tahun 2006-2007 adalah sebagai berikut :
Tahun
Komputer
Laptop
Operating System
P (juta)
Q (ribu)
P (juta)
Q (ribu)
P (juta)
Q (ribu)
2006
5
200
0
60
4
30
2007
4
300
10
40
3
40

Pertanyaan :
Tentukanlah elastisitas silang antara komputer dengan laptop dan bagaimanakah hubungan antara kedua barang tersebut?
Jawab :
Dengan Ec = 0,75 (>0), maka hubungan kedua barang adalah saling menggantikan (substitusi).
3.      Elastisitas Pendapatan
Perubahan pendapatan akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta (ceteris paribus). Perubahan-perubahan yang terjadi ini dapat diukur dengan elastisitas pendapatan. Yang dimaksud dengan elastisitas pendapatan adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) konsumen sebesar 1%.[7]
Dengan mengetahui besaran elastisitas pendapatan maka kita dapat mengelompokkan barang-barang ke dalam barang kebutuhan pokok, barang mewah atau barang inferior (barang yang rendah mutunya).


Besaran Elastisitas
Pengaruh kenaikan Pendapatan
Pengaruh penurunan pendapatan
Jenis barang
EI < 0
Jumlah yang diminta turun
Jumlah yang diminta naik
Inferior
0 < EI < 1
Jumlah yang diminta naik dengan % yang lebih rendah
Jumlah yang diminta turun dengan % yang lebih rendah
Kebutuhan pokok
EI  > 1
Jumlah yang diminta naik dengan % yang lebih tinggi
Jumlah yang diminta turun dengan % yang lebih tinggi
Mewah

Contoh soal :
Diketahui bahwa perkembangan permintaan telur ayam seorang konsumen adalah sebagai berikut:
Bulan
Harga (Rupiah)
Kuantitas (Kg)
Pendapatan (Ribu)
Mei
9.000
10
2.000
Juni
8.000
10.5
2.200

Pertanyaan :
Tentukanlah elastisitas pendapatan dari telur ayam dan termasuk jenis barang apakah telur ayam itu?
Jawab:
Dengan EI = 0,5 (>0), maka barang A (telur ayam) adalah termasuk jenis kebutuhan pokok. Angka sebesar 0,5 menunjukkan bahwa apabila pendapatan seseorang konsumen naik sebesar 1% maka akan meningkatkan permintaan akan telur ayam sebesar 0,5%.
B.     Elastisitas Penawaran
1.      Pengertian dan cara menghitung elstisitas penawaran
Elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan perubahan suatu variabel akibat adanya perubahan variabel lain. Elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) merupakan ukuran yang menggambarkan sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran menunjukkan presentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen Dalam pengukuran elastisitas penawaran digunakan presentase agar perbedaan satuan barang dapat dihilangkan.[8]

Penafsiran terhadap elastisitas penawaran sebagai berikut:
Besaran Elastisitas
Kategori elastisitas
Pengaruh bila harga turun
Pengaruh bila harga naik
Es > 1
Elastisitas
Jumlah yang ditawarkan turun dengan % yang lebih besar
Jumlah yang ditawarkan naik dengan presentase yang lebih besar  dibandingkan presentase kenaikan harga
Es < 1
Inelastis
Jumlah yang ditawarkan turun dengan % yang lebih kecil
Jumlah yang ditawarkan naik dengan presentase yang lebih kecil dibandingkan presentase kenaikan harga
Es = 1
Unitary elastis
Jumlah yang ditawarkan turun dengan % yang lebih sama
Jumlah yang ditawarkan turun dengan % yang lebih sama  dibandingkan presentase kenaikan harga
Es = ~
Elastis sempurna
Tidak sama sekali
Menjual dengan segalah kemampuan
Es = 0
Inelastis sempurna
Jumlah yang ditawarkan tidak berubah
Jumlah yang ditawarkan tidak berubah

2.      Jenis Elastisitas Penawaran (Supply)
Elastisitas penawaran menggambarkan pengaruh dari harga suatu barang terhadap jumlah yang akan dijual. Jika kenaikan harga barang dibarengi dengan peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Akan tetapi pada sebaliknya, jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut dengan inelastis.
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:[9]
a.       Penawaran elastisitas sempurna
Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai kooefisiennya = ~ (tidak terhingga).
Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain contohnya: VCD, buku gambar, dan lain-lain. Kurva Penawaran Elastisitas Sempurna sebagai berikut:
b.      Penawaran Elastis
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika presentase perubahan penawaran barang lebih besar dari presentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya >1.
Contoh barang yang memiliki sifat penawaran elastis adalah barang-barang produksi pabrik yang tidak bergantung pada masa panen dan musim. Contohnya adalah produk mie instan yang dapat diproduksi tanpa bergantung pada musim. Kurva Penawaran Elastis sebagai berikut:


c.       Penawaran dengan elastisitas uniter
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika presentase perubahan harga sama dengan presentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya =1.
Penawaran bisa terjadi pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja (secara kebetulan). Contoh: cabe, tomat, dan barang sejenisnya yang bisa dipanen atau dijual meski belum siap panen dan disimpan dalam waktu tertentu. Jika terjadi kenaikan harga, maka produsen akan menyegerakan panen walaupun produk tersebut belum siap panen. Kurva Penawaran Elastis Uniter sebagai berikut:
d.       Penawaran tidak elastis (Inelastic)
Penawaran inelastic terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika presentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari presentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <1.
Barang-barang hasil pertanian memiliki sifat penawaran inelastis karena produk pertanian dibatasi oleh masa panen dan musim. Contohnya buah durian dimana penawaran untuk produk tersebut sangat bergantung musim panennya. Kurva Penawaran Inelastic sebagai berikut:


e.        Penawaran inelastic sempurna
Penawaran inelastic sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0. Barang yang sifat penawarannya inelastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada barang yang kapasitas produksinya sudah optimum. Kurva Penawaran Inelastic Sempurna sebagai berikut:
Namun, dalam dunia nyata, elastisitas yang terjadi hanya ada dua macam yaitu inelastic sempurna dan inelastic. Hal tersebut dikarenakan supply atau penawaran terkait erat dengan fungsi produksi. Salah satu unsur utama dalam fungsi produksi yang akhirnya mempengaruhi kurva penawaran adalah biaya produksi. Apabila biaya produksi untuk barang rendah, maka akan menguntungkan bagi produsen untuk menawarkan dalam jumlah yang banyak. Apabila biaya produksi tinggi, perusahaan akan memproduksi sedikit.
Biaya produksi sendiri sangat ditentukan oleh harga input, seperti tenaga kerja, energi atau mesin yang jelas mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap biaya untuk memproduksi suatu tingkat produksi tertentu. Sehingga dalam jenis elastisitas supply, hanya ada 2 jenis yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. Sebab, seberapa pun besar tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi jumlah barang ditawarkan dikarenakan sebuah proses penambahan produk memerlukan penambahan biaya produksi yang juga besar dan biaya produksi tersebut tidak dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak akan mempengaruhi prosentase perubahan jumlah produk seperti digambarkan pada kurva inelastic sempurna, kalaupun dapat dipenuhi prosentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan tidak akan terlalu besar dan relatif lebih rendah dari presentase perubahan harga, seperti yang tergambar dalam kurva inelastis.
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang dianggap sebagai faktor yang penting di dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis. Kedua fator tersebut diuraikan sebagai berikut:[10]
a.       Sifat perubahan ongkos produksi
Bila perusahaan menghendaki untuk menambah jumlah produksi, tentu saja secara otomatis akan menambah biaya produksi tersebut. Maka, kenaikan penawaran yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang tinggi akan menyebabkan kurva penawaran menjadi tidak elastis. Sebaliknya, jika biaya produksi yang dikeluarkan tidak terlalu besar maka penambahan penawaran menyebabkan kurva penawaran menjadi elastis.
Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan mengalami pertambahan yang sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu faktornya yang penting adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sangat sukar diperoleh.
b.      Jangka waktu analisis
1)      Masa amat singkat
Pada masa ini, produsen dianggap tidak dapat menambah penawarannya. Oleh sebab itu penawarannya bersifat tidak elastis sempurna. Yang dimaksudkan dengan masa amat singkat adalah jangka waktu di mana para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap; oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Dengan demikian penawarannya bersifat tidak elastis sempurna. Contohnya pada toko roti, dalam 1 hari toko roti tersebut menetapkan untuk memproduksi 100 roti. Ketika roti sudah habis dan ada pembeli yang mau untuk membeli roti, maka produsen tidak dapat memenuhi meskipun konsumen bersedia membayar lebih, sebab sumber daya untuk membuat roti dalam 1 hari hanya disiapkan untuk 100 roti saja.
2)      Jangka pendek
Pada masa ini perusahaan mulai dapat menaikkan biaya produksinya, meski kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Cara yang dapat ditempuh adalah pemanfaatan faktor-faktor produksi secara optimal dan lebih intensif.
Di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu dengan cara menggunakan faktor produksi, termasuk barang modal, secara lebih intensif. Antara lain caranya adalah memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang ditawarkan. Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kalau memperbesar produksi menyebabkan biaya naik dengan cepat, maka penawaran akan bersifat tidak elastis (inelastic). Tetapi kalau biaya produksi hampir tidak naik dengan pertambahan produksi, maka penawaran akan bersifat elastis. Umumnya, hasil pertanian suplainya inelastic, sedang hasil pabrik lebih elastis.
Contohnya pada saat musim pemilu, maka penawaran terhadap kaos bersablon akan meningkat. Produsen bersedia menerima pesanan dengan jumlah besar karena konsumen mau membayar lebih untuk barang pesanannya. Produsen kaos sablon akhirnya memperpanjang jam kerja karyawannya hingga malam hari untuk menambah produksi kaos sablonnya dan memenuhi pesanan konsumen.
3)      Jangka panjang
Pada masa ini sangat memungkinkan untuk menambah jumlah barang yang ditawarkan. Oleh sebab itu penawarannya bersifat elastis. Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin, perluasan areal pertanian, dan sebagainya) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran. Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak.

A.    Kesimpulan
1.      Elastisitas permintaan terbagi menjadi tiga yaitu elastisitas harga permintaan ialah prosentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan prosentase perubahan dalam harga, elastisitas harga silang adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan harga barang lain (substitusi maupun komplementer, dan elastisitas pendapatan adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) konsumen sebesar 1%. Masing-masing dari ketiga jenis elastisitas tersebut dapat dihitung dengan menggukan rumus masing-masing yang dari hasil perhitungannya akan dapat ditunjukkan denga kurvanya. Perubahan masing-masing elastisitas tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa factor diantarannya banyaknya barang subtitusi, besarnya presentase pendapatan yang dibelanjakan, dan jangka waktu dimana permintaan itu dianalisis.
2.      Elastisitas penawaran menunjukkan presentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen. Dengan menggunakan rumus elastisitas penawaran, suatu barang dapat diketahui apakah elastis, inelastis, unitary elastis, elastis sempurna atau elastisitas. Hasil perhitungannya dapat ditunjukkan melalui kurva dari masing-masing jenis tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Alifianto, Hendry. Analisis Penawaran Bawang Merah di Kabupaten Karanganyar, dalam Priska Hapsani H, dkk. “Elastisitas Penawaran”. Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014).
Bahan Ajar. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jurusan Administrasi Negara, PNK.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. Ilmu ekonomi mikro. dalam Paulina Putri A. Hutagalung dan Inggrita Gusti Sari Nasution, “Analisis Elastisitas Permintaan terhadap Kredit Konsumsi Di Sumatera Utara”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 2 ( Januari 2013).
Sudarso. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.
Sukirno, S. Pengantar Teori Mikroekonomi, dalam Priska Hapsani H, dkk. “Elastisitas Penawaran”. Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014).
Mankiw, N. Gregory, dkk. Penerj. Barlev Nicodemus Hutagalung (Biro Bahasa Akademis) Pengantar Ekonomi Mikro. Ed. Asia Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Rusmita, Herlena. Elastisitas Penawaran, dalam Priska Hapsani H, dkk. “Elastisitas Penawaran”. Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014).






[1]Sudarso, Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), h. 36.
[2]Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Ilmu ekonomi mikro, dalam Paulina Putri A. Hutagalung dan Inggrita Gusti Sari Nasution, “Analisis Elastisitas Permintaan terhadap Kredit Konsumsi Di Sumatera Utara”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 2 ( Januari 2013) h. 94.
[3] Bahan Ajar, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Jurusan Administrasi Negara, PNK), h. 20.
[4] N. Gregory Mankiw, dkk, Penerj. Barlev Nicodemus Hutagalung (Biro Bahasa Akademis), h. 89-90..
[5] N. Gregory Mankiw, dkk, Penerj. Barlev Nicodemus Hutagalung (Biro Bahasa Akademis) Pengantar Ekonomi Mikro, Ed. Asia (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 86.
[6] Bahan Ajar, Pengantar Ilmu Ekonomi, h. 24.
[7] Bahan Ajar, Pengantar Ilmu Ekonomi, h. 26.
[8] Alifianto, Hendry,  Analisis Penawaran Bawang Merah di Kabupaten Karanganyar, dalam Priska Hapsani H, dkk., “Elastisitas Penawaran”, Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014), h. 3.

[9]Rusmita, Herlena. 2011. Elastisitas Penawaran, dalam Priska Hapsani H, dkk., “Elastisitas Penawaran”, Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014), h. 5.
[10] Sukirno, S., Pengantar Teori Mikroekonomi, dalam Priska Hapsani H, dkk., “Elastisitas Penawaran”, Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014), h. 5.