Pengantar Ilmu Ekonomi
“Elastisitas”
J A S R I
PROGRAM
PASCASARJANA MAGISTER (S2)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2017
A.
Elastisitas
Permintaan
1.
Elastisitas
Harga Permintaan
a.
Pengertian
Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas
merupakan sikap kepekaan dari suatu variable yang disebabkan adanya perubahan
variable lain. Pengertian ini dapat diterapkan pada ilmu ekonomi misalnya,
elastisitas permintaa, elasisitas penawaran, elastisistas silang, dan elastisitas
pendapatan.[1]
Elastisitas harga permintaan (kadang-kadang hanya disebut elastisitas
harga) mengukur berapa banyak kuantitas yang diminta dari sebuah barang akan
berubah apabila harganya berubah. Definisi yang tepat dari elastisitas harga
ialah prosentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan
prosentase perubahan dalam harga.[2]
Elastisitas permintaan menjelaskan perubahan jumlah yang diminta apabila
salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhinya berubah. Bila terjadi
perubahan harga dengan prosentase yang sangat kecil menyebabkan perubahan yang
besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dapat dikatakan bahwa barang
tersebut sangat responsif terhadap perubahan harga.
Secara matematis, elasitisitas permintaan dapat ditulis sebagai berikut:[3]
atau
b.
Jenis-Jenis Elastisitas Harga Permintaan
Besaran elastisitas dapat dibedakan dalam 5 kategori dan bervariasi dari
nol hingga tak terhingga dan masing-masing jenis memiliki ciri sendiri jika
digambarkan dalam kurva. Elastisitas
harga permintaan mengukur berapa besar perubahan jumlah permintaan terhadap
perubahan harga maka elastistas berkaitan erat dengan kemiringan kurva
permintaan, semakin landai kurva permintaan yang melewati suatu titik maka
semakin besar elastisitas harga permintaan . semakin curam kurva permintaan
yang melewati sebuah titik maka semakin kecil elastisitas harga permintaan.
Jenis-jenis kurva permintaan dapat dilihat sebagai berikut:[4]
1)
Inelastis
sempurna
Besaran elastisitas ini adalah 0. Pada keadaan ini jumlah barang
tidak akan berubah pada tingkat harga berapa pun atau dengan kata lain Permintaan
yang bersifat inelastis sempurna, atau
permintaan dengan elastisitas nol, adalah keadaan dimana kuantitas yang diminta
sama sekali tidak tanggap terhadap perubahan-perubahan harga. Bentuk kurvanya adalah vertikal.
2)
Inelastis
Besaran elastisitas ini adalah <1. Apabila ada perubahan harga,
perubahan jumlah barangnya hanya sedikit atau dengan kata lain apabila
perubahan satu persen dalam harga menghasilkan kurang
daripada satu persen perubahan dalam kuantitas yang diminta, maka barang itu
memiliki elastisitas harga yang bersifat inelastis (permintaannya bersifat
inelastis). Bentuk kurva permintaannya adalah garis
lurus yang curam.
3)
Elastis
unitary
Besaran elastisitas ini adalah = 1. Pada keadaan ini perubahan
jumlah barang sama dengan prosentase perubahan tingkat harga, atau dengan kata
lain Permintaan
yang bersifat elastis unit (unitary), yang terjadi apabila perubahan
satu persen dalam harga menghasilkan perubahan satu persen dalam kuantitas yang
diminta. Kurvanya berbentuk garis lurus memotong
sumbu 45°.
4)
Elastis
Besaran elastisitas ini adalah > 1. Pada keadaan ini perubahan
harga sedikit saja akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang besar, dengan
kata lain Apabila perubahan harga satu persen menimbulkan lebih
daripada satu persen perubahan kuantitas yang diminta, maka barang itu memiliki
elastisitas harga yang bersifat elastis (permintaannya bersifat elastis). Kurvanya agak mendatar.
5)
Elastisitas
tak terhingga (Elastisitas sempurna)
Besaran elastisitas ini adalah tak terhingga (~). Pada keadaan
ini, apabila ada kenaikan harga sedikit saja, maka jumlah barang akan turun ke
titik 0. Dan sebaliknya, apabila ada penurunan harga sedikit saja maka jumlah
barang akan naik ke titik tak terhingga (~), dengan kata lain
permintaan bersifat elastis sempurna, sebuah perubahan kecil dalam harga akan
menyebabkan suatu perubahan sangat besar dalam kuantitas yang diminta. Bentuk kurva permintaannya adalah horizontal.
c.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
adalah:
1) Banyaknya barang substitusi
Barang-barang
yang memiliki subtitusi permintaannya cenderung lebih elastis karena lebih
mudah bagi konsumen untuk beralih dari barang tersebut ke subtitusinya,[5] atau dengan kata lain semakin banyak barang substitusi maka elastisitas
harga dari permintaan barang-barang tersebut lebih besar (elastis). Contohnya
antara sabun Lux dengan Giv, Lifebouy dan lain-lain.
2) Kegunaan
barang
Semakin
banyak kegunaan suatu barang maka elastisitas harga permintaannya semakin
besar. Misalnya elastisitas permintaan akan kain lebih besar daripada elastisitas
permintaan akan baking powder. Kain dapat digunakan untuk membuat baju, celana,
topi, sarung dan lain-lain. Sedangkan baking powder hanya digunakan untuk
membuat roti.
3) Besarnya
prosentase pendapatan yang dibelanjakan
Semakin
besar prosentase pendapatan yang dibelanjakan untuk sesuatu barang maka
permintaannya semakin elastis. Misalnya permintaan akan kendaraan seperti mobil
dan motor, maka elastisitasnya akan lebih besar dibandingkan permintaan akan
kaus kaki.
4) Jangka
waktu dimana permintaan itu dianalisis
Semakin
lama waktu untuk melakukan pertimbangan, maka semakin tinggi elastisitas suatu
barang. Dalam waktu singkat, permintaan bersifat lebih tidak elastis karena
perubahan-perubahan yang baru terjadi belum diketahui konsumen.
2. Elastisitas Harga Silang
Elastisitas
harga silang adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat adanya perubahan harga barang lain (substitusi maupun komplementer).[6]
Hubungan
antara barang A dan barang B dapat digambarkan dalam table berikut:
Besaran Elastisits
|
Pengaruh kenaikan harga barang B
|
Pengaruh penurunan harga barang B
|
Hubungan antar barang
|
Ec > 0
(positif)
|
Jumlah barang A
yang diminta naik
|
Jumlah barang A
yang diminta turun
|
Saling
menggantikan (Subtitusi)
|
Ec = 0
|
Jumlah barang A
yang diminta tidak berubah
|
Jumlah barang A
yang diminta tidak berubah
|
Tidak
berhubungan (Indevenden)
|
Ec < )
(negative)
|
Jumlah barang A
yang diminta turun
|
Jumlah barang A
yang diminta naik
|
Saling
melengkapi (komplementer)
|
Contoh soal :
Diketahui
bahwa perkembangan permintaan komputer, laptop dan operating system untuk kurun
waktu tahun 2006-2007 adalah sebagai berikut :
Tahun
|
Komputer
|
Laptop
|
Operating System
|
|||
P (juta)
|
Q (ribu)
|
P (juta)
|
Q (ribu)
|
P (juta)
|
Q (ribu)
|
|
2006
|
5
|
200
|
0
|
60
|
4
|
30
|
2007
|
4
|
300
|
10
|
40
|
3
|
40
|
Pertanyaan :
Tentukanlah
elastisitas silang antara komputer dengan laptop dan bagaimanakah hubungan
antara kedua barang tersebut?
Jawab :
Dengan
Ec = 0,75 (>0), maka hubungan kedua barang adalah saling menggantikan
(substitusi).
3.
Elastisitas Pendapatan
Perubahan
pendapatan akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta (ceteris paribus).
Perubahan-perubahan yang terjadi ini dapat diukur dengan elastisitas
pendapatan. Yang dimaksud dengan elastisitas pendapatan adalah prosentase
perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan
(income) konsumen sebesar 1%.[7]
Dengan
mengetahui besaran elastisitas pendapatan maka kita dapat mengelompokkan
barang-barang ke dalam barang kebutuhan pokok, barang mewah atau barang
inferior (barang yang rendah mutunya).
Besaran Elastisitas
|
Pengaruh kenaikan Pendapatan
|
Pengaruh penurunan pendapatan
|
Jenis barang
|
EI <
0
|
Jumlah yang
diminta turun
|
Jumlah yang
diminta naik
|
Inferior
|
0 < EI
< 1
|
Jumlah yang
diminta naik dengan % yang lebih rendah
|
Jumlah yang
diminta turun dengan % yang lebih rendah
|
Kebutuhan pokok
|
EI > 1
|
Jumlah yang
diminta naik dengan % yang lebih tinggi
|
Jumlah yang
diminta turun dengan % yang lebih tinggi
|
Mewah
|
Contoh soal :
Diketahui
bahwa perkembangan permintaan telur ayam seorang konsumen adalah sebagai
berikut:
Bulan
|
Harga (Rupiah)
|
Kuantitas (Kg)
|
Pendapatan (Ribu)
|
Mei
|
9.000
|
10
|
2.000
|
Juni
|
8.000
|
10.5
|
2.200
|
Pertanyaan :
Tentukanlah
elastisitas pendapatan dari telur ayam dan termasuk jenis barang apakah telur
ayam itu?
Jawab:
Dengan
EI = 0,5 (>0), maka barang A (telur ayam) adalah termasuk jenis kebutuhan
pokok. Angka sebesar 0,5 menunjukkan bahwa apabila pendapatan seseorang
konsumen naik sebesar 1% maka akan meningkatkan permintaan akan telur ayam
sebesar 0,5%.
B.
Elastisitas
Penawaran
1.
Pengertian
dan cara menghitung elstisitas penawaran
Elastisitas
adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan perubahan suatu
variabel akibat adanya perubahan variabel lain. Elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) merupakan ukuran
yang menggambarkan sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan mengalami
perubahan sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran menunjukkan presentase
perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar satu
persen Dalam pengukuran elastisitas penawaran digunakan presentase agar
perbedaan satuan barang dapat dihilangkan.[8]
Penafsiran terhadap
elastisitas penawaran sebagai berikut:
Besaran Elastisitas
|
Kategori elastisitas
|
Pengaruh bila harga turun
|
Pengaruh bila harga naik
|
Es > 1
|
Elastisitas
|
Jumlah yang ditawarkan turun dengan %
yang lebih besar
|
Jumlah yang ditawarkan naik dengan presentase
yang lebih besar dibandingkan presentase
kenaikan harga
|
Es < 1
|
Inelastis
|
Jumlah yang ditawarkan turun dengan %
yang lebih kecil
|
Jumlah yang ditawarkan naik dengan presentase
yang lebih kecil dibandingkan presentase kenaikan harga
|
Es = 1
|
Unitary elastis
|
Jumlah yang ditawarkan turun dengan %
yang lebih sama
|
Jumlah yang ditawarkan turun dengan %
yang lebih sama dibandingkan presentase
kenaikan harga
|
Es = ~
|
Elastis sempurna
|
Tidak sama sekali
|
Menjual dengan segalah kemampuan
|
Es = 0
|
Inelastis sempurna
|
Jumlah yang ditawarkan tidak berubah
|
Jumlah yang ditawarkan tidak berubah
|
2.
Jenis
Elastisitas Penawaran (Supply)
Elastisitas penawaran
menggambarkan pengaruh dari harga suatu barang terhadap jumlah yang akan
dijual. Jika kenaikan harga barang dibarengi dengan peningkatan barang yang
ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Akan tetapi pada
sebaliknya, jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan
barang yang ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut dengan inelastis.
Seperti dalam permintaan,
elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:[9]
a. Penawaran
elastisitas sempurna
Penawaran elastisitas
sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi penyediaan
dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi
jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga
nilai kooefisiennya = ~ (tidak terhingga).
Barang-barang yang
bersifat elastis sempurna adalah barang yang pada harga tertentu penawarannya
terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen,
penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain contohnya: VCD, buku gambar, dan
lain-lain. Kurva Penawaran Elastisitas Sempurna sebagai berikut:
b. Penawaran
Elastis
Penawaran elastis terjadi
jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar. Atau
dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika presentase perubahan penawaran
barang lebih besar dari presentase perubahan harga atau apabila nilai
koofisiennya >1.
Contoh barang yang
memiliki sifat penawaran elastis adalah barang-barang produksi pabrik yang
tidak bergantung pada masa panen dan musim. Contohnya adalah produk mie instan
yang dapat diproduksi tanpa bergantung pada musim. Kurva Penawaran Elastis
sebagai berikut:
c. Penawaran
dengan elastisitas uniter
Penawaran elastis uniter
terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran. Atau
bisa dikatakan elastisitas uniter jika presentase perubahan harga sama dengan presentase
perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya =1.
Penawaran bisa terjadi
pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja (secara
kebetulan). Contoh: cabe, tomat, dan barang sejenisnya yang bisa dipanen atau
dijual meski belum siap panen dan disimpan dalam waktu tertentu. Jika terjadi
kenaikan harga, maka produsen akan menyegerakan panen walaupun produk tersebut
belum siap panen. Kurva Penawaran Elastis Uniter sebagai berikut:
d. Penawaran tidak elastis (Inelastic)
Penawaran inelastic
terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Atau
dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika presentase perubahan
penawaran barang lebih kecil dari presentase perubahan harga atau jika nilai
koofisiennya <1.
Barang-barang hasil
pertanian memiliki sifat penawaran inelastis karena produk pertanian dibatasi
oleh masa panen dan musim. Contohnya buah durian dimana penawaran untuk produk
tersebut sangat bergantung musim panennya. Kurva Penawaran Inelastic sebagai
berikut:
e. Penawaran inelastic sempurna
Penawaran inelastic
sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat mempengaruhi jumlah
penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0. Barang yang sifat penawarannya
inelastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa ditambah walau harga
mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada barang yang kapasitas
produksinya sudah optimum. Kurva Penawaran Inelastic Sempurna sebagai berikut:
Namun, dalam dunia nyata,
elastisitas yang terjadi hanya ada dua macam yaitu inelastic sempurna dan
inelastic. Hal tersebut dikarenakan supply atau penawaran terkait erat dengan
fungsi produksi. Salah satu unsur utama dalam fungsi produksi yang akhirnya
mempengaruhi kurva penawaran adalah biaya produksi. Apabila biaya produksi
untuk barang rendah, maka akan menguntungkan bagi produsen untuk menawarkan
dalam jumlah yang banyak. Apabila biaya produksi tinggi, perusahaan akan
memproduksi sedikit.
Biaya produksi sendiri
sangat ditentukan oleh harga input, seperti tenaga kerja, energi atau mesin
yang jelas mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap biaya untuk memproduksi
suatu tingkat produksi tertentu. Sehingga dalam jenis elastisitas supply, hanya
ada 2 jenis yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. Sebab, seberapa pun besar
tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi jumlah barang ditawarkan
dikarenakan sebuah proses penambahan produk memerlukan penambahan biaya
produksi yang juga besar dan biaya produksi tersebut tidak dapat dipenuhi
dengan mudah sehingga tidak akan mempengaruhi prosentase perubahan jumlah
produk seperti digambarkan pada kurva inelastic sempurna, kalaupun dapat
dipenuhi prosentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan tidak akan terlalu
besar dan relatif lebih rendah dari presentase perubahan harga, seperti yang
tergambar dalam kurva inelastis.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang
dianggap sebagai faktor yang penting di dalam menentukan elastisitas penawaran,
yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran
tersebut dianalisis. Kedua fator tersebut diuraikan sebagai berikut:[10]
a.
Sifat perubahan ongkos produksi
Bila
perusahaan menghendaki untuk menambah jumlah produksi, tentu saja secara
otomatis akan menambah biaya produksi tersebut. Maka, kenaikan penawaran yang
disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang tinggi akan menyebabkan kurva
penawaran menjadi tidak elastis. Sebaliknya, jika biaya produksi yang
dikeluarkan tidak terlalu besar maka penambahan penawaran menyebabkan kurva
penawaran menjadi elastis.
Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan
mengalami pertambahan yang sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak
faktor. Salah satu faktornya yang penting adalah sampai dimana tingkat
penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya
telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk
menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak
elastis, terutama apabila faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan
produksi sangat sukar diperoleh.
b.
Jangka waktu analisis
1) Masa
amat singkat
Pada
masa ini, produsen dianggap tidak dapat menambah penawarannya. Oleh sebab itu
penawarannya bersifat tidak elastis sempurna. Yang dimaksudkan dengan masa amat
singkat adalah jangka waktu di mana para penjual tidak dapat menambah
penawarannya. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap; oleh
karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang
ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang
yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu.
Dengan demikian penawarannya bersifat tidak elastis sempurna. Contohnya pada
toko roti, dalam 1 hari toko roti tersebut menetapkan untuk memproduksi 100
roti. Ketika roti sudah habis dan ada pembeli yang mau untuk membeli roti, maka
produsen tidak dapat memenuhi meskipun konsumen bersedia membayar lebih, sebab
sumber daya untuk membuat roti dalam 1 hari hanya disiapkan untuk 100 roti
saja.
2) Jangka
pendek
Pada
masa ini perusahaan mulai dapat menaikkan biaya produksinya, meski kapasitas
alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Cara yang dapat ditempuh
adalah pemanfaatan faktor-faktor produksi secara optimal dan lebih intensif.
Di
dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah.
Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang
tersedia itu dengan cara menggunakan faktor produksi, termasuk barang modal,
secara lebih intensif. Antara lain caranya adalah memperpanjang jam kerja,
memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan
sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang ditawarkan.
Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal
pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam
keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung
jenis barang dan proses produksinya. Kalau memperbesar produksi menyebabkan
biaya naik dengan cepat, maka penawaran akan bersifat tidak elastis
(inelastic). Tetapi kalau biaya produksi hampir tidak naik dengan pertambahan
produksi, maka penawaran akan bersifat elastis. Umumnya, hasil pertanian
suplainya inelastic, sedang hasil pabrik lebih elastis.
Contohnya
pada saat musim pemilu, maka penawaran terhadap kaos bersablon akan meningkat.
Produsen bersedia menerima pesanan dengan jumlah besar karena konsumen mau
membayar lebih untuk barang pesanannya. Produsen kaos sablon akhirnya
memperpanjang jam kerja karyawannya
hingga malam hari untuk menambah produksi kaos sablonnya dan memenuhi pesanan
konsumen.
3) Jangka
panjang
Pada
masa ini sangat memungkinkan untuk menambah jumlah barang yang ditawarkan. Oleh
sebab itu penawarannya bersifat elastis. Diartikan jangka waktu yang cukup lama
hingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal
tetap (pabrik baru, mesin, perluasan areal pertanian, dan sebagainya) untuk
menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu,
makin elastis penawaran. Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di
sektor industri dan produksi secara besar malah dapat menyebabkan harga turun,
sehingga barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang
kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak.
A.
Kesimpulan
1.
Elastisitas permintaan terbagi menjadi
tiga yaitu elastisitas harga permintaan ialah prosentase perubahan dalam
kuantitas yang diminta dibagi dengan prosentase perubahan dalam harga, elastisitas
harga silang adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat adanya perubahan harga barang lain (substitusi maupun komplementer, dan elastisitas
pendapatan adalah prosentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat adanya perubahan pendapatan (income) konsumen sebesar 1%.
Masing-masing dari ketiga jenis elastisitas tersebut dapat dihitung dengan
menggukan rumus masing-masing yang dari hasil perhitungannya akan dapat
ditunjukkan denga kurvanya. Perubahan masing-masing elastisitas tersebut sangat
dipengaruhi oleh beberapa factor diantarannya banyaknya barang subtitusi,
besarnya presentase pendapatan yang dibelanjakan, dan jangka waktu dimana
permintaan itu dianalisis.
2.
Elastisitas penawaran menunjukkan presentase
perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar satu
persen. Dengan menggunakan rumus elastisitas penawaran, suatu barang dapat
diketahui apakah elastis, inelastis, unitary elastis, elastis sempurna atau
elastisitas. Hasil perhitungannya dapat ditunjukkan melalui kurva dari masing-masing
jenis tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Alifianto, Hendry. Analisis
Penawaran Bawang Merah di Kabupaten Karanganyar, dalam Priska Hapsani H,
dkk. “Elastisitas Penawaran”. Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Airlangga Surabaya, 2014).
Bahan Ajar. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jurusan Administrasi Negara, PNK.
Samuelson, Paul A. dan William D.
Nordhaus. Ilmu ekonomi mikro. dalam Paulina Putri A. Hutagalung dan
Inggrita Gusti Sari Nasution, “Analisis
Elastisitas Permintaan terhadap Kredit Konsumsi Di Sumatera Utara”. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 2
( Januari 2013).
Sudarso. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1992.
Sukirno, S. Pengantar Teori Mikroekonomi, dalam Priska
Hapsani H, dkk. “Elastisitas Penawaran”.
Makalah (Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014).
Mankiw, N. Gregory, dkk. Penerj.
Barlev Nicodemus Hutagalung (Biro Bahasa Akademis) Pengantar Ekonomi Mikro. Ed. Asia Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Rusmita, Herlena. Elastisitas
Penawaran, dalam Priska Hapsani H, dkk. “Elastisitas Penawaran”. Makalah
(Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014).
[1]Sudarso, Pengantar Ekonomi Mikro,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), h. 36.
[2]Paul A. Samuelson dan William D.
Nordhaus, Ilmu ekonomi mikro, dalam Paulina Putri A. Hutagalung dan
Inggrita Gusti Sari Nasution, “Analisis
Elastisitas Permintaan terhadap Kredit Konsumsi Di Sumatera Utara”, Jurnal
Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 2
( Januari 2013) h. 94.
[3] Bahan Ajar, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Jurusan Administrasi Negara, PNK), h. 20.
[4] N. Gregory Mankiw, dkk, Penerj.
Barlev Nicodemus Hutagalung (Biro Bahasa Akademis), h. 89-90..
[5] N. Gregory Mankiw, dkk, Penerj.
Barlev Nicodemus Hutagalung (Biro Bahasa Akademis) Pengantar Ekonomi Mikro, Ed. Asia (Jakarta: Salemba Empat, 2008),
h. 86.
[6] Bahan Ajar, Pengantar Ilmu Ekonomi, h. 24.
[7] Bahan Ajar, Pengantar Ilmu Ekonomi, h. 26.
[8] Alifianto, Hendry, Analisis Penawaran Bawang Merah di
Kabupaten Karanganyar, dalam Priska Hapsani H, dkk., “Elastisitas Penawaran”, Makalah (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Surabaya, 2014), h. 3.
[9]Rusmita, Herlena. 2011. Elastisitas Penawaran,
dalam Priska Hapsani H, dkk., “Elastisitas
Penawaran”, Makalah (Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014), h. 5.
[10] Sukirno, S., Pengantar Teori Mikroekonomi, dalam Priska
Hapsani H, dkk., “Elastisitas
Penawaran”, Makalah (Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya, 2014), h. 5.