Kamis, 03 Januari 2013

ZAKAT

MATERI ZAKAT

A.     Zakat dalam Pespektif Al-Qur’an

Zakat merupakan syi’ar kedua dalam Islam dan merupakan kekuatan pendanaan sosial dari kekuatan-kekuatan besar lainnya. Zakat merupakan saudara kandung shalat di dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Al Qur’an telah menyebutkan keduanya secara bersamaan dalam 28 kali.

Sebagian perintah zakat disebutkan dalam bentuk perintah (amar), seperti firman Allah:

(#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨“9$# (#qãèx.ö‘$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ

“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'” (QS.al-Baqarah: 43)

Kadang-kadang dalam bentuk kalam khabar, seperti firman Allah SWT:

¨bÎ) šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨“9$# óOßgs9 öNèdãô_r& y‰ZÏã öNÎgÎn/u‘ Ÿwur ì$öqyz öNÎgøŠn=tæ Ÿwur öNèd šcqçRt“óstƒ ÇËÐÐÈ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS.al-Baqarah: 277)

Kadang-kadang zakat disebutkan secara bersama dengan shalat dalam bentuk persyaratan untuk masuk Islam atau masuk di dalam masyarakat Islam Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ketika menjelaskan keadaan orang-orang musyrik yang memerangi (kaum Muslimin):

bÎ*sù (#qç/$s? (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨“9$# öNä3çRºuq÷zÎ*sù ’Îû Ç`ƒÏe$!$# 3 ã@Å_ÁxÿçRur ÏM»tƒFy$# 5Qöqs)Ï9 tbqßJn=ôètƒ ÇÊÊÈ

“jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS.at-Taubah: 11).

Orang yang musyrik tidak dianggap masuk Islam dan tidak sah bergabung dengan masyarakat Islam serta menjadi saudara mereka kecuali dengan bertaubat dari kekufuran, mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

Zakat merupakan ibadah yang memiliki akar historis yang cukup panjang seperti juga shalat, di mana para Nabi membawanya dan sangat diserukan oleh mereka. Dan wasiat pertama yang diberikan Allah kepada mereka adalah zakat, untuk kemudian disampaikan kepada ummat-ummatnya.

Allah SWT telah menyanjung Abul Anbiya’ Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub dengan firman-Nya:


öNßg»uZù=yèy_ur Zp£Jͬr& šcr߉öku‰ $tR̍øBr'Î/ !$uZøŠym÷rr&ur öNÎgø‹s9Î) Ÿ@÷èÏù ÏNºuŽöy‚ø9$# uQ$s%Î)ur Ío4qn=¢Á9$# uä!$tFƒÎ)ur Ío4qŸ2¨“9$# ( (#qçR%x.ur $oYs9 tûïωÎ7»tã ÇÐÌÈ

“ Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,” (QS.al- Anbiyaa':73)

Allah juga memuji Ismail AS dengan firman-Nya sebagai berikut:

tb%x.ur ããBù'tƒ ¼ã&s#÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ Ío4qx.¨“9$#ur tb%x.ur y‰ZÏã ¾ÏmÎn/u‘ $wŠÅÊötB ÇÎÎÈ

“ dan ia menyuruh ahlinya[906] untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.”(QS.Maryam:55)

Allah SWT juga berfirman yang ditujukan kepada Musa AS sebagai berikut:

* ó=çGò2$#ur $uZs9 ’Îû ÍnÉ‹»yd $u‹÷R‘‰9$# ZpuZ|¡ym ’Îûur ÍotÅzFy$# $¯RÎ) !$tRô‰èd y7ø‹s9Î) 4 tA$s% þ’Î1#x‹tã Ü=ŠÏ¹é& ¾ÏmÎ/ ô`tB âä!$x©r& ( ÓÉLyJômu‘ur ôMyèÅ™ur ¨@ä. &äóÓx« 4 $pkâ:çGø.r'|¡sù tûïÏ%©#Ï9 tbqà)­Gtƒ šcqè?÷sãƒur no4qŸ2¨“9$# tûïÏ%©!$#ur Nèd $uZÏG»tƒ$t«Î/ tbqãZÏB÷sムÇÊÎÏÈ

“ dan tetapkanlah untuk Kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; Sesungguhnya Kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami".(QS.al-A’raaf:156)

Allah juga berfirman kepada Bani Israil:

øŒÎ)ur $tRõ‹s{r& t,»sV‹ÏB ûÓÍ_t/ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) Ÿw tbr߉ç7÷ès? žwÎ) ©!$# Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $ZR$|¡ômÎ) “ÏŒur 4’n1öà)ø9$# 4’yJ»tGuŠø9$#ur ÈûüÅ6»|¡uKø9$#ur (#qä9qè%ur Ĩ$¨Y=Ï9 $YZó¡ãm (#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qŸ2¨“9$# §NèO óOçFøŠ©9uqs? žwÎ) WxŠÎ=s% öNà6ZÏiB OçFRr&ur šcqàÊ̍÷è•B ÇÑÌÈ

“dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” (QS.al-Baqarah:83)

Allah juga berfirman melalui lesan Isa AS ketika di ayunan,

ÓÍ_n=yèy_ur %º.u‘$t7ãB tûøïr& $tB àMZà2 ÓÍ_»|¹÷rr&ur Ío4qn=¢Á9$$Î/ Ío4qŸ2¨“9$#ur $tB àMøBߊ $|‹ym ÇÌÊÈ

“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;” (QS.Maryam:31)

Allah SWT juga berfirman mengenai Ahlul Kitab dengan firman-Nya sebagai berikut:

y7Í´¯»s9'ré& 4’n?tã “W‰èd `ÏiB öNÎgÎn/§‘ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÎÈ

“mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS.al-Baqarah:5)

Melalui ayat-ayat tersebut, secara jelas bisa kita lihat bahwa zakat disebutkan oleh Allah bersamaan dengan shalat, karena keduanya merupakan syi’ar dan ibadah yang diwajibkan.

zakat juga merupakan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah SWT, maka niat dan keikhlasan merupakan syarat yang ditetapkan oleh syari’at. Tidak diterma zakat tersebut kecuali dengan niat bertaqarrub kepada Allah, inilah yang membedakan dengan pajak, suatu aturan yang dibuat oleh manusia.

Hanya saja kita yakin bahwa zakat yang telah diwajibkan oleh Islam meskipun sama dalam landasan dan namanya dengan zakat dalam agama-agama dahulu sebenarnya ia merupakan sistem baru yang unik yang belum pernah ada pada agama samawi dahulu maupun dalam undang-undang bumi sekarang ini.

Zakat bukanlah sekedar amal kebajikan yang bersandar kepada keimanan seseorang, akan tetapi ia merupakan ibadah yang selalu dijaga oleh keimanan seseorang, pengawasan jamaah dan kekuasaan daulah.

B.     Orang yang Berhak Menerima Zakat

Dalam surah at-Taubah ALLAH swr berfirman:

* $yJ¯RÎ) àM»s%y‰¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% †Îûur É>$s%Ìh9$# tûüÏB̍»tóø9$#ur †Îûur È@‹Î6y™ «!$# Èûøó$#ur È@‹Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒO‹Å6ym ÇÏÉÈ

“ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”QS.at-Taubah: 60)



Yang berhak menerima zakat Ialah:

1.      Orang fakir: orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

2.      Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan.

3.      Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.

4.      Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

5.      Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.

6.      Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.

7.      Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.

8.      Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.



C.    Sebab-Sebab Diwajibkannya Zakat

1.      Zakat (Pensucian) Diri

* $pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qãèÎ6­Gs? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 `tBur ôìÎ7®Ktƒ ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# ¼çm¯RÎ*sù âßDù'tƒ Ïä!$t±ósxÿø9$$Î/ ̍s3ZßJø9$#ur 4 Ÿwöqs9ur ã@ôÒsù «!$# ö/ä3ø‹n=tæ ¼çmçGuH÷qu‘ur $tB 4’s1y— Nä3ZÏB ô`ÏiB >‰tnr& #Y‰t/r& £`Å3»s9ur ©!$# ’Éj1t“ム`tB âä!$t±o„ 3 ª!$#ur ìì‹Ïÿxœ ÒOŠÎ=tæ ÇËÊÈ

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. An Nuur:21)



Syetan adalah musuh bagi manusia. Untuk mengetahui keberadaan dan cara menjauhinya adalah dengan membaca dan memahami isi Al Qur’an. Syetan adalah musuh yang menyelinap di dalam dada manusia (QS. 20 ayat 120, QS. 114 ayat 1-6), membuat rijs dan penyakit di dalam hati (QS. 5 ayat 90, QS. 22 ayat 53) hingga hati menjadi keras dan menjauhkan manusia dari Allah (QS. 58 ayat 19, QS. 57 ayat 16). Untuk mengatasi syetan dan menyembuhkan penyakit-penyakit hati yang ditimbulkan oleh mereka, Allah menurunkan Al Qur’an sebagai pengajaran dan obat penyakit hati. Al Quran yang Allah turunkan, berfungsi sebagai petunjuk hidup yang berisi perintah dan larangan. Itulah karunia dan rahmat dari Allah yang lebih baik dari semua yang kita kumpulkan selama ini (QS. 10 ayat 57-58)

Jangan menganggap diri kita itu adalah orang yang suci, karena kita berasal dari tanah dan air yang hina yang disimpan di dalam rahim yang kemudian berubah menjadi janin. Lebih baik berusalah untuk mensucikan diri kita dengan cara menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah yaitu yang selalu menjauhi perbuatan dosa . Hanya dengan selalu dekat kepada Allah diri/jiwa kita akan menjadi suci

tûïÏ%©!$# tbqç7Ï^tGøgs† uŽÈµ¯»t6x. ÉOøOM}$# |·Ïmºuqxÿø9$#ur žwÎ) zNuH©>9$# 4 ¨bÎ) y7­/u‘ ßìÅ™ºur ÍotÏÿøóyJø9$# 4 uqèd ÞOn=÷ær& ö/ä3Î/ øŒÎ) /ä.r't±Sr& šÆÏiB ÇÚö‘F{$# øŒÎ)ur óOçFRr& ×p¨ZÅ_r& ’Îû ÈbqäÜç/ öNä3ÏG»yg¨Bé& ( Ÿxsù (#þq’.t“è? öNä3|¡àÿRr& ( uqèd ÞOn=÷ær& Ç`yJÎ/ #’s+¨?$# ÇÌËÈ

“ (yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”(QS. An Najm:32)



Apakah engkau tidak melihat kepada orang-orang yang mensucikan (menganggap suci) diri mereka? Sebenarnya Allah yang mensucikan siapa yang Dia mau dan mereka tidak akan dizhalimi sedikitpun. QS. 4 ayat 49

2.      Zakat (Pensucian) Harta

Di dalam harta yang kita miliki/hasil usaha kita pada hakekatnya terdapat hak milik orang lain yaitu: hak orang yang meminta dan tidak meminta.

þ’Îûur öNÎgÏ9ºuqøBr& A,ym È@ͬ!$¡¡=Ïj9 ÏQrãóspRùQ$#ur ÇÊÒÈ

“dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”[1417]. (QS. Adz Dzariyaat:19)



[1417] Orang miskin yang tidak mendapat bagian Maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.





Dan orang-orang yang di dalam harta mereka ada hak yang diketahui, (yaitu) untuk orang yang meminta dan yang tidak meminta QS. 70 ayat 24-25

Untuk membersihkannya maka kita harus mengeluarkannya atau memberikannya untuk mereka (yang meminta dan yang tidak meminta) sebagai suatu aktifitas yang disebut dengan zakat maal atau pensucian harta. Pemberian harta dengan maksud untuk pensucian (zakat) itu disebut dengan shadaqah.

Ambillah harta-harta mereka sebagai shadaqah untuk membersihkan mereka dan mensucikan (zakat) mereka dan berikanlah restu/dukungan kepada mereka. Sesungguhnya restu/dukungan engkau satu ketenangan untuk mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui QS. 9 ayat 103

Manfaat zakat harta itu adalah:

1.      Dijauhkan dari neraka

“Dan kelak akan orang yang paling taqwa akan dijauhkan darinya (neraka itu), yaitu orang memberikan hartanya untuk menjadikannya suci.” (QS. 92 ayat 17-18)

2.      Menyuburkan harta di sisi Allah/melipatgandakan/mengekalkan

“Dan riba yang kamu berikan untuk menyuburkan pada harta-harta orang lain, maka tidak akan menyuburkan di sisi Allah. Dan zakat yang kamu berikan untuk menghendaki wajah Allah, maka mereka itulah orang-orang yang melipatgandakan.” (QS. 30 ayat 39)

3.      Kalau tidak mau mengeluarkan zakat tergolong orang yang kafir dengan akhirat

“orang-orang yang tidak memberikan zakat dan mereka kafir dengan akhirat.” (QS. 41 ayat 7)



D.      Keutamaan Zakat

1.       Shalat dan Zakat Dilakukan Selama Masih Hidup

ÓÍ_n=yèy_ur %º.u‘$t7ãB tûøïr& $tB àMZà2 ÓÍ_»|¹÷rr&ur Ío4qn=¢Á9$$Î/ Ío4qŸ2¨“9$#ur $tB àMøBߊ $|‹ym ÇÌÊÈ

“ dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup”(QS.Maryam:31)

2.      Shalat dan Zakat Menjadikan Kita Orang yang Diridhai di Sisi Allah

tb%x.ur ããBù'tƒ ¼ã&s#÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ Ío4qx.¨“9$#ur tb%x.ur y‰ZÏã ¾ÏmÎn/u‘ $wŠÅÊötB ÇÎÎÈ

“dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.”( QS.Maryam:55)



3.      Balasan Orang yang Mensucikan (Zakat) Dijamin dengan Derajat yang Tinggi dan Jannah (Surga)

àM»¨Zy_ 5bô‰t㠓̍øgrB `ÏB $pkÉJøtrB ㍻pk÷XF{$# tûïÏ$Î#»yz $pkŽÏù 4 y7Ï9ºsŒur âä!#t“y_ `tB 4’ª1t“s? ÇÐÏÈ

“ (yaitu) syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. dan itu adalah Balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (QS. Thaahaa:76)

4.      Melakukan Zakat / Pensucian Adalah Sesuatu Kemenangan Diri

Firman ALLAH swt dalam surah Asy Syams: 7-10:

<§øÿtRur $tBur $yg1§qy™ ÇÐÈ   $ygyJolù;r'sù $ydu‘qègéú $yg1uqø)s?ur ÇÑÈ   ô‰s% yxn=øùr& `tB $yg8©.y— ÇÒÈ   ô‰s%ur z>%s{ `tB $yg9¢™yŠ ÇÊÉÈ

7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Firman ALLAH dalam surah Al A'laa: 14-17:


ô‰s% yxn=øùr& `tB 4’ª1t“s? ÇÊÍÈ   tx.sŒur zOó™$# ¾ÏmÎn/u‘ 4’©?|Ásù ÇÊÎÈ   ö@t/ tbrãÏO÷sè? no4quŠysø9$# $u‹÷R‘‰9$# ÇÊÏÈ   äotÅzFy$#ur ׎öyz #’s+ö/r&ur ÇÊÐÈ

14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),

15. dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang.

16. tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

17. sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Ayat-ayat di atas yang pertama (QS. 91 ayat 7-10) berhubungan dengan zakat (pensucian) diri/jiwa dan yang kedua (QS. 87 ayat 14-17) berhubungan dengan zakat harta. Intinya, melakukan zakat adalah suatu kemenangan didalam hidup karena jaminannya adalah derajat yang tinggi dan jannah (surge). Tidak melakukan zakat merupakan suatu kekalahan dan akan memasuki api yang besar (neraka).



5.      Siapa yang Mensucikan Diri, Maka untuk Dirinya Sendiri

ALLAH swt berfirman dalam surah Faathir ayat 18:

Ÿwur â‘Ì“s? ×ou‘Η#ur u‘ø—Ír 2”t÷zé& 4 bÎ)ur äíô‰s? î's#s)÷WãB 4’n<Î) $ygÎ=÷H¿q Ÿw ö@yJøtä† çm÷ZÏB ÖäóÓx« öqs9ur tb%x. #sŒ #’n1öè% 3 $yJ¯RÎ) â‘É‹Zè? tûïÏ%©!$# šcöqt±øƒs† Nåk®5u‘ Í=ø‹tóø9$$Î/ (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# 4 `tBur 4’ª1t“s? $yJ¯RÎ*sù 4’ª1u”tItƒ ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 4 ’n<Î)ur «!$# 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÑÈ

“dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1252]. dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu Tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya[1253] dan mereka mendirikan sembahyang. dan Barangsiapa yang mensucikan dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allahlah kembali(mu).”(QS.Faathir:18)



[1252] Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.

[1253] Sebagian ahli tafsir menafsirkan bil ghaib dalam ayat ini ialah ketika orang-orang itu sendirian tanpa melihat orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar